Bacaan Niat Sholat Idul Adha. Meski demikian Syaikh Dr. Alauddin Za'tari dalam Fikih Ibadah Madzhab Syafi'i menyebut, sholat Idul Adha tetap sah bila dilakukan secara sendiri atau munfarid. Hukum dari sholat Idul Adha ini adalah sunnah yang sangat dianjurkan sebagaimana disebutkan dalam Mazhab Syafi'i. Kesunnahan ini didasarkan dari hadits Rasulullah SAW yang menceritakan seorang badui yakni Thalhah bin Ubaidillah bertanya pada beliau.
Untuk itu, alangkah baiknya bila mengerjakan amalan ini dengan tata cara berikut bacaan niat sholat Idul Adha yang tepat. Artinya: "Aku berniat sholat Idul Adha dua rakaat menghadap kiblat sebagai imam karena Allah ta'ala.". Sholat sunnah ini bisa dilakukan hingga sesaat sebelum tergelincirnya matahari atau waktu masuk zuhur sesuai dengan kesepakatan ahli fiqih.
Artinya, "Aku berniat salat sunah Idul Adha dua rakaat menghadap kiblat (menjadi makmum/imam) karena Allah ta'ala.". Artinya, "Aku berniat salat sunah Idul Adha dua rakaat menghadap kiblat karena Allah ta'ala.".
Melansir dari buku Bimbingan Praktikum Ibadah karya Abudin Nata, berikut ketentuan dan tata cara melaksanakan salat Idul Adha. Artinya, "Aku berniat salat Idul Adha dua rakaat (sebagai makmum/imam) karena Allah ta'ala.". Demikianlah niat dan tata cara melaksanakan salat Idul Adha di rumah.
Ushallî sunnata-li ‘îdil adl-hâ rak‘ataini mustaqbilal qiblati (ma’mûman/imâman) lillâhi ta‘âlâ. Niat adalah sesuatu yang sangat pokok dalam pelaksanaan ibadah.
Seseorang bisa saja, misalnya, melakukan keramas sebagai kebiasaan, namun ketika ia tidak diniatkan sebagai mandi wajib maka aktivitas keramas tersebut belum bisa menghilangkan hadats besar., niat berfungsi untuk membedakan antara aktivitas ibadah satu dan ibadah lainnya. Sebagai catatan, kedudukan lafal niat hanyalah sekunder alias membantu orang yang hendak melaksanakan shalat agar lebih mantap dan fokus pada niatnya. Sementara yang primer tetaplah getaran batin tentang shalat Idul Adha itu sendiri.
Imam Ramli mengatakan:“Disunnahkan melafalkan niat menjelang takbir (shalat) agar lisan dapat membantu (kekhusyukan) hati, agar terhindar dari gangguan hati dank arena menghindar dari perbedaan pendapat yang mewajibkan melafalkan niat”. (, juz I,: 437)Menurut Madzhab Syafi‘î, niat berarti sengaja melakukan sesuatu yang dilaksanakan berbarengan dengan aktivitas pertama saat shalat.
Artinya, dalam konteks shalat Idul Adha, jika melafalkan niat dilakukan sebelum takbiratul ihram maka niatnya itu sendiri dilaksanakan dalam hati bersamaan dengan takbiratul ihram.
Pada rakaat pertama, baik imam maupun makmum wajib melakukan takbir hingga tujuh kali selain dengan takbiratul ikhram. Sementara, pada rakaat kedua setelah bangun dari sujud, baik imam maupun makmum wajib melakukan takbir sebanyak lima kali. Sehubungan dengan sholat Idul Fitri ini pula, ada beberapa hal yang disunnahkan untuk dikerjakan sebelum melaksanakan sholatnya, di antaranya adalah:. Memperbanyak bacaan takbir di malam Idul Fitri hingga imam akan memimpin sholat sunnah tersebut. Memberi ucapan selamat hari raya Idul Fitri pada sesama muslim setelah melakukan sholat sunnah tersebut. Artinya, "Aku menyengaja sembahyang sunnah Idul Fitri dua rakaat dengan menghadap kiblat sebagai imam karena Allah SWT.".
Artinya, "Aku menyengaja sembahyang sunnah Idul Fitri dua rakaat dengan menghadap kiblat, tunai sebagai makmum karena Allah SWT.".
Perbedaan ini perlu kita ingat, karena pelaksanaan masing-masing shalat Id hanya satu tahun sekali, sehingga dikhawatirkan lupa. Diilansir dari NU Online Tata Cara Shalat Idul Adha, berikut tata cara dan shalat Id secara tertib sebagaimana disarikan dari kitab Fashalatan karya Syekh KHR Asnawi, salah satu pendiri Nahdlatul Ulama asal Kudus.
Artinya: “Aku berniat shalat sunnah Idul Adha dua rakaat (menjadi makmum/imam) karena Allah ta’ala.”. Keempat, dalam posisi berdiri kembali pada rakaat kedua, takbir lagi sebanyak lima kali seraya mengangkat tangan dan melafalkan “allahu akbar” seperti sebelumnya. Diantara takbir-takbir itu, lafalkan kembali bacaan sebagaimana dijelaskan pada poin kedua di atas.
Kelima, setelah salam, jamaah tak disarankan buru-buru pulang, melainkan mendengarkan khutbah Idul Adha terlebih dahulu hingga rampung.
Berikut beberapa amalan sunah yang dianjurkan saat sebelum sholat Idul Adha, seperti dikutip dari laman NU Online, Jumat (8/7/2022). Sabda Nabi SAW berikut memberi penjelasan tentang memakai pakaian yang paling baik, riwayat dari Sahabat Ibnu Abbas RA,.
"Rasulullah SAW di hari raya Id memakai Burda Hibarah (pakaian yang indah berasal dari yaman).". Selain itu dianjurkan juga berangkat lebih awal supaya mendapatkan shaf atau barisan depan, sembari menunggu shalat Id dilaksanakan ia bisa bertakbir secara bersama-sama di masjid dengan para jama’ah yang telah hadir. Dengan demikian, anjuran makan pada hari raya Idul Adha adalah setelah selesai melaksanakan salat Id, alanglah lebih baik jika ia makan kurma sebagaimana yang dilakukan oleh Rasulullah SAW, akan tetapi jika tidak mendapati kurma, bolehnya ia makan dengan yang lain, misalnya nasi bagi rakyat Indonesia, disesuaikan dengan makanan pokok daerah tertentu.